Banyak sekali informasi yang
mengatakan dampak buruk bagi tubuh jika mengkonsumsi mie instan. Apakah
mie instan memang benar-benar berbahaya?
Beberapa fakta penelitian yang mencoba menjawab mitos seputar mie instan.
Fakta Ini Membuktikan Mie Instan Tak Selalu Berbahaya Untuk Kesehatan
Fakta Ini Membuktikan Mie Instan Tak Selalu Berbahaya Untuk Kesehatan
1. Air yang di rebus bersama mie instan berbahaya
Banyak anggapan bahwa air yang di rebus
bersama mie instan berbahaya, oleh karena itu jangan menggunakan air
hasil rebusan tersebut sebagai kuah.
Namun faktanya, air yang di rebus
bersama dengan mie instan tersebut justru mengandung beberapa jenis
garam dan mineral serta beberapa vitamin yang larut air diantaranya Betakaroten dan Tecoferol dalam minyak. Keduanya ternyata menjadi zat gizi yang baik untuk tubuh.
2. Konsumsi mie instan cup berbahaya
Ada anggapan mie instan dalam kemasan
gelas (cup noodle) lebih berbahaya daripada mie instan lainnya. Kemasan
cup tersebut akan bereaksi dengan air panas dan berbahaya bagi tubuh.
Faktanya kemasan mie instan cup tersebut terbuat dari bahan yang tahan dengan suhu sangat tinggi bernama Expandable Polysteren. Selain
tahan dengan suhu tinggi bahan tersebut juga tidak bereaksi dengan air
mendidih. BPOM Indonesia juga sudah memberi izin penggunaan bahan
kemasan mie instan cup tersebut, yang artinya aman untuk tubuh.
3. Mie instan penyebab kanker
Ada mitos bagi yang sering makan mie
instan akan terkena kanker. Namun faktanya, hingga saat ini belum ada
laporan resmi terkait hal tersebut dari lembaga penelitian kompeten yang
menyatakan mie instan bisa menimbulkan kanker pada manusia.
Proses seseorang hingga mengidap kanker
sangatlah rumit, salah satunya disebabkan oleh senyawa karsinogen yang
masuk ke tubuh bersama dengan makanan. Namun hingga kini belum ada
laporan kandungan senyawa karsinogen di mie instan. Asal tidak
berlebihan, komsumsi mie instan tidak membahayakan tubuh Anda.
4. Mie instan mengandung lilin berbahaya
Banyak anggapan menyebut bahwa warna
kuning di air rebusan mie instan menunjukkan mie instan mengandung
lilin. Namun tahukah Anda bahwa makanan alami seperti apel dan kol
(kubis) juga mengandung kandungan lilin alami? Untuk apa senyawa lilin
tersebut?
Sejatinya, senyawa lilin yang tersebut
adalah senyawa Inert yang memiliki fungsi untuk melindungi makanan agar
tak cepat basah dan juga membusuk. Senyawa yang sama terdapat dalam buah
apel dan kol.
Warna kuning yang terdapat air hasil rebusan mie instan sesungguhnya berasal dari zat pewarna Tatrazine (CH940). Zat ini diakui oleh dunia internasional sebagai senyawa pigmen food grade yang aman.
5. Konsumsi mie instan penyebab kegemukan
Ada anggapan lain bahwa seseorang makin
gemuk karena banyak mengkonsumsi mie instan. Seperti Anda ketahui,
kegemukan biasanya karena jumlah kalori dalam makanan yang berlebih.
Faktanya, setiap mie instan punya kalori 460 kal/100 g, artinya jika
satu bungkus mie beratnya 60 gram, maka kandungan kalorinya hanya 267
kal.
Kebutuhan kalori tiap orang
berbeda-beda. Orang dewasa dengan berat tubuh sekitar 55 kilogram
membutuhkan kalori 2.000 kal. Artinya, jika orang dewasa dengan berat
tubuh 55 kg tersebut mengkonsumsi mie instan hingga 5 bungkus setiap
minggunya, maka per hari hanya mengkonsumsi 200 kal saja, atau hanya
sepersepuluh dari kebutuhan kalori per hari.
Akan berbeda hasilnya jika konsumsi mie
instan dibarengi sepiring nasi, sebutir telur plus es teh manis, maka
kegemukan tinggal menunggu waktu.
6. Mie instan tidak boleh dimasak bersama bumbunya, pemanasan di atas 120 derajat Celsius berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker
Isu yang ini terdengar sangat seram. Benarkah demikian? Ternyata tidak. Menurut Prof Dr FG Winarno, mi instan kering merupakan produk setengah matang. Disebut instan karena sangat cepat disajikan setelah dipanaskan pada suhu air mendidih. Air mendidih biasanya kurang lebih 100 derajat Celsius. Jadi, suhunya bukan 120 derajat Celsius, suhu tersebut baru dapat dicapai bila menggunakan pressure cooker atau retort untuk strelisasi dalam proses pengalengan pangan,” terangnya.
7. Adanya kandungan Natrium
Ada yang mengatakan bahwa kandungan natrium bisa membahayakan yang memiliki/mengidap sakit hipertensi dan maag. Tentu saja didalam mie instan terdapat Natrium. Kita semua tentu tau garam dapur, rumus kimianya adalah NaCl, Natrium Klorida, dan itu adalah garam, dan selama ini garam tidak pernah dilarang beredar atau ditarik oleh BPOM. Jadi jangan khawatir kalau mie instan mengandung natrium. Karena membuat mie instan pasti memakai garam, tanpa garam tentu akan terasa hambar.
8. Mie instan mengandung MSG
MSG tidak berbahaya asal tidak digunakan terlalu banyak. Lembaga pengawas kesehatan, seperti Depkes maupun WHO atao Codex, telah menyatakan bahwa MSG merupakan jenis bahan tambahan makanan yang tidak dilarang penggunaannya dalam industri pangan (sepanjang tidak melampaui batas aman yang distandarkan).
semoga bermanfaat
sumber
6. Mie instan tidak boleh dimasak bersama bumbunya, pemanasan di atas 120 derajat Celsius berpotensi menjadi karsinogen pembawa kanker
Isu yang ini terdengar sangat seram. Benarkah demikian? Ternyata tidak. Menurut Prof Dr FG Winarno, mi instan kering merupakan produk setengah matang. Disebut instan karena sangat cepat disajikan setelah dipanaskan pada suhu air mendidih. Air mendidih biasanya kurang lebih 100 derajat Celsius. Jadi, suhunya bukan 120 derajat Celsius, suhu tersebut baru dapat dicapai bila menggunakan pressure cooker atau retort untuk strelisasi dalam proses pengalengan pangan,” terangnya.
7. Adanya kandungan Natrium
Ada yang mengatakan bahwa kandungan natrium bisa membahayakan yang memiliki/mengidap sakit hipertensi dan maag. Tentu saja didalam mie instan terdapat Natrium. Kita semua tentu tau garam dapur, rumus kimianya adalah NaCl, Natrium Klorida, dan itu adalah garam, dan selama ini garam tidak pernah dilarang beredar atau ditarik oleh BPOM. Jadi jangan khawatir kalau mie instan mengandung natrium. Karena membuat mie instan pasti memakai garam, tanpa garam tentu akan terasa hambar.
8. Mie instan mengandung MSG
MSG tidak berbahaya asal tidak digunakan terlalu banyak. Lembaga pengawas kesehatan, seperti Depkes maupun WHO atao Codex, telah menyatakan bahwa MSG merupakan jenis bahan tambahan makanan yang tidak dilarang penggunaannya dalam industri pangan (sepanjang tidak melampaui batas aman yang distandarkan).
semoga bermanfaat
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar