Minggu, 06 Desember 2015

biarlah ia berlalu


Kehidupan ini mempunyai seribu satu arti dan makna. Dalamnya ada mengandungi berbagai pelajaran bagi mereka yang ingin mengambil pelajaran daripadanya. Kehidupan ini tidak semudah yang disangka oleh golongan yang tamak dan bergantung kepada dirinya semata-mata.

Hidup adalah untaian berbagai sebab jodoh yang datang silih berganti. Apapun fenomena dan kejadian hidup yang kita temui, masalah dan benda yang mengelilingi kita, datang dan pergi sesuai dengan sebab jodohnya. Tatkala sebab-jodoh datang menghampiri, tidak peduli kita telah siap menerimanya atau tidak, ia akan masuk dalam lingkaran hidup kita.

Jodoh seperti rezeki, ia telah ditentukan. Namun, kita tidak tahu apa yang telah ditentukan oleh Allah. Dengan berpegang pada hakikat itu kita diperintahkan-Nya agar berusaha.Carilah jodoh yang baik, carilah rezeki yang baik dengan jalan yang baik juga. Siapa jodoh kita? Berapa banyak rezeki kita? Dan bila bukan kerja kita. Itu ketentuan Allah. Milik kita hanya usaha.

Jodoh adalah perkara yang sudah ditetapkan oleh Allah yang maha Esa. Tetapi bagaimana kita mengetahui dia memang ditakdirkan untuk kita? Allah SWT mengurniakan manusia telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan akal untuk berfikir. Jadi gunakan sebaik-baiknya bagi mengungkapkan rahsia cinta yang ditakdirkan.

Bila jodoh berlalu, ia akan pergi tanpa bisa dicegah, meninggalkan kesan dan kenangan dalam hidup seorang  manusia. tanpa dapat dicegah segala ketenangan dan keseimbangan batin pun terganggu. Kita telah terpengaruh dan larut dalam permainannya, mengikuti kehendaknya dan kehilangan kendali atas diri sendiri dan hidup kita. Kita telah kehilangan identitas dan jati diri serta penguasaan atas diri, bagaikan boneka yang bergerak dan bersikap sesuai dengan keinginan si pengatur. 

Saat kesedihan menyapa, kepala terkulai, batin dan jiwa pun jatuh dalam kesedihan yang berlarut-larut. Begitu kesedihan berlalu, kemalangan, kesialan, ketidak-lancaran serta berbagai aral melintang menjegal langkah kaki kita. Saat itu, hati kita akan diliputi rasa benci, dendam, marah, serta ketidakpuasan. Kita akan menjerit dan memarahi Tuhan, kita akan membenci dan menyalahkan setiap orang. Begitu energi kemarahan telah sirna, kita pun terjerembab dalam jurang keputusasaan. 

Mengapa hidup begitu keras dan kejam? 
Kita putus asa dan kecewa terhadap hidup, kita akan takut menghadapi hidup, bukan tidak mungkin kita akan menarik dan bersembunyi di balik selubung ketakutan tersebut. Bahkan, ada yang bertindak lanjut, mengapa tidak mengakhiri saja hidup yang penuh penderitaan ini? Penderitaan dan keputusasaan telah menggelapkan mata dan mendorong kita mengambil keputusan yang singkat dan pintas ini.

Sebaliknya, takkala dia ditimpa sesuatu yang menyenangkan diri dan nafsunya, samada kesenangan dalam bentuk kebendaan, rezeki, jodoh dan sebagainya  datang di kehidupan kita, kita menjadi mabuk  oleh rasa sukacita yang meluap-luap. Sungguh hidup begitu indah dan menyenangkan. 

Pernahkah anda mengalaminya?
Sungguh, hidup adalah untaian sebab jodoh. Pernahkah kita renungkan, mengapa aku terlahir sebagai “Aku” yang ini, dengan latar belakang keluarga dan teman-teman yang demikian? Mengapa si A atau si B justru memiliki kehidupan yang berbeda denganku?

Pernahkah terfikir, bahwa suatu saat, kita akan sangat sebal dan atau bahkan membenci orang yang selama ini selalu dekat dengan kita? Atau, orang yang selalu kita anggap baik, nyaman dan mententeramkan saat bersamanya, lalu kita membencinya? Pernahkah berfikir demikian untuk suatu saat nanti?

Tiada manusia yang rugi pada sesuatu yang tidak pasti  Dia mungkin bukan jodoh kita, kita bukan matahari buatnya Malam indah kita bukan untuknya dekap erat dan ucap salam sejahtera serta cinta  Kita mungkin pernah hiaskan hatinya hanya kerana dia sunyi dan mahukan teman di kala bersendiri.
Allah telah menyiapkan seseorang lain yang lebih baik dan lebih dapat mencintai dan menghargai ketulusanmu.

Bila kita telah berhasil menembusi hakekat kehidupan ini yang merupakan untaian sebab jodoh, saat ia datang menghampiri, kita menyambutnya dengan kedua tangan terbuka lebar, saat ia pergi kita pun merelakannya. Tidak tercekat dan terikat olehnya, juga tidak ngotot mempertahankan atau mengusir, itulah kearifan. Benar-benar seorang yang arif bijaksana, ia akan menjalani semua dengan kesadaran. Emosi dan jiwanya tidak akan digoncangkan ataupun diporak-porandakan olehnya. Maka, seorang yang arif saat menghadapi keberhasilan, berkah, pujian ia tidak akan senang sampai lupa diri. Saat gagal, jatuh, ditimpa bencana juga tidak mengeluh dan menyalahkan. Semuanya diterima dan dihadapi dengan sukarela dan ikhlas. Karena ia mengerti semua sebab jodoh ini hanyalah bersifat sementara, datang dan pergi silih berganti.

Tapi, manusia tetaplah manusia. Manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, lengkap dengan segala kekurangan dan kelemahan, begitu banyak umat manusia di dunia, berapa orang yang benar-benar bisa bersikap arif menghadapinya? Kebanyakan dari kita justru jatuh dalam putaran sebab jodoh, menganggapnya sebagai yang sejati dan abadi. Karena kesesatan dan kebodohan telah menutup mata hati dan mengunci pintu kearifan kita, sehingga sulit bagi kita untuk melihat secara jelas dan terang untuk memahami dan menangkap inti dari setiap kejadian, yaitu ketidakkekalan dan perubahan!

Keberuntungan ataupun kemalangan yang menimpa kita, kebahagiaan ataupun kesedihan yang pernah hinggap dihati kita, segala kenangan manis dan pahit yang pernah kita kecap, semua peristiwa dan kejadian yang pernah singgah dalam kehidupan kita, semua yang telah berlalu, biarlah ia berlalu dari hidup ini. Jangan terus berada dibawah bayang-bayangnya. Biarkan kearifan dan kegaiban nurani menuntun kita dalam mengarungi berbagai sebab jodoh, maka jiwa pasti bebas leluasa selamanya.

Kebahagiaan bukan pada kepuasan nafsu, tetapi pada terealisasinya kehambaan diri kepada Allah s.w.t.. Kekayaan itu ialah kekayaan jiwa, seperti yang diberitahu oleh Baginda s.a.w. yang mulia. Hidup ini bukan tempat setiap orang cari apa yang dia mahukan, tetapi hidup ini ialah tempat setiap orang menunaikan tujuan asal dirinya diciptakan. Kalau mahu terus mencari makna kebahagiaan selain makna yang diingini oleh Tuhan, maka setiap langkahmu dalam mencarinya adalah suatu penderitaan. Akhirnya, yang kamu himpunkan hanyalah penderitaan demi penderitaan.

Yakin sepenuhnya pada pengaturan Tuhan. Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita, karena itu ikuti jalan yang ditunjukNya. Kita tidak akan terlalu  memaksakan kehendak, juga tidak hidup dalam masa lalu.  

Kita jangan selalu mengharap karena mengharap tidak pasti tertunai tetapi kita boleh bersabar karena kesabaran itu mengajar kita arti kehidupan
jangan menangis karena gagal dalam cinta sebab manusia akan meninggalkan apa yang di cinta

Hidup tak berarti kita harus mendapatkan apa yang kita inginkan.
Tapi terkadang di saat kita gagal itu memberikan kita kesempatan dan peluang untuk mendapatkan, meraih dan menjadi yang terbaik.
gagal hari ini, adalah peluang yang diberikan_NYA untukmu untuk mendapatkan banyak kebaikan di hari_hari mendatang di dunia & akhirat. InsyaAllah.
Aamiin Yaa Rabbal'aalamiinj








Tidak ada komentar:

Posting Komentar