Sesuai tuntunan Al Qur’an dan hadits yang mengutamakan ibu atas bapak. Allah Ta’ala menjelaskan kepada kita, bahwa peran ibu lebih besar dalam hal perjuangan dan kesabarannya di dalam kehidupan ini dibanding ayah. Oleh karena itu Allah menyebutkan ibu secara khusus, untuk mengingatkan bahwa hak ibu lebih besar dibanding hak ayah. Hal ini disebabkan ibu yang mengandung janin di dalam perutnya selama Sembilan bulan; dan dialah yang memberinya segala kebutuhannya berupa makanan dan lain-lain dari darah dan dagingnya.
Janin terbentuk di dalam dan dari padanya. Dia makan dan bernapas untuk janinnya dan dirinya sendiri, dia memberikan kesehatan dan kekuatannya kepada janin, sekalipun dia sendiri sangat lemah. Karena itu Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orangtua ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibu-bapakmu. Hanya kepadaKulah kembalimu’. (Lukman : 14)
Ibu mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan berlipat ganda. Setelah dilahirkan, bayi tidak terpisah dari ibunya, bahkan setelah itu ia senantiasa membutuhkannya, menetek dan makan dari ibunya. Setelah bersalin, sang ibu terus memberinya sebagian kesehatannya, sebagaimana memberinya makan sebelum itu. Jika demikian bagaimana ibu tidak lebih utama dibanding bapak?
Memang bapak merasa payah karena memperhatikan kepentingan anak-anaknya, tetapi dia tidak merasakan penderitaan seperti yang dirasakan oleh ibu.
Ibu tidak suka derita dan siksaan bersalin, tetapi menerimanya karena cintanya pada anak, oleh sebab itu Allah Yang Maha Bijaksana berfirman, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula)”. (Al Ahqoq : 15)
Ibu mencintai anak, tetapi tidak mencintai penderitaan. Adapun bapak tidak benci kepada pekerjaan, di dalamnya Ia mendapatkan kesenangan dan keuntungan. Karena manusia memiliki fitrah cinta kepada keuntungan. Lebih dari itu, ibu memelihara anak, baik yang bersifat badaniah maupun adabiah, dan mempunyai andil dalam mendidiknya. Dialah sekolah pertama bagi anak; dialah yang mengarahkan, mendidik, dan mengajari bersopan santun; dialah yang selalu mengawasinya.
Duhai ibu…
Ibu ..kata pertama yang kuucapkan ketika mulai belajar berbicara.
Ingin rasanya kutuangkan ungkapan terima kasih dan sebuah pengakuan kepada ibuku.
Sebuah pengakuan dan terima kasih kepada ibuku yang kuyakini telah berjasa kepadaku setelah anugerah dan rahmat Allah Ta’ala.
Apapun yang kukatakan, dan apapun yang kulakukan, takkan bisa aku membalas jasamu duhai ibuku.
aku takkan melupakan haribaanmu yang penuh kasih sayang
Takkan kulupa malam-malam yang engkau lalui tanpa memejamkan mata sepicingpun.
Dan hari-harimu yang penuh dengan keletihan.
aku tidak lupa ketika kita semua berkumpul mengelilingi hidangan makan , lalu engkau mendahulukan kami dari pada dirimu.bahkan setelah kami mulai tumbuh besar engkaupun masih rela memasak untuk kami …
Ya Allah .. rahmatilah ibuku
Wahai pemilik senyuman yang tulus, wahai pemilik hati yang dermawan dan penuh kasih sayang
Untukmu aduhai bunga yang tak pernah layu
Untukmu wahai mata air yang bening
Untukmu yang telah mengusap air mataku
Untukmu yang telah membasuh kotoranku
Yang telah menyuapkan makan dan minum dengan tangannya kemulutku
Untukmu yang telah menjadikan haribaannya sebagai ketenangan bagiku
Matanya yang selalu mengawasiku
kuhadiahkan untai kata dan rangkai kalimat ini untukmu dan semoga Allah membalas segala budi baikmu dengan sebaik-baik balasan.
Ya Allah jagalah ibuku dengan penjagaanMu, panjangkanlah umurnya, perbaikilah amalannya, dan tutuplah usianya dengan amal sholeh dijalanMu.
Ibu .. kalaulah umurmu ditanganku ingin menambahkannya sekalipun aku harus binasa karenanya.
Ibu .. kalau aku kuasa, kan kuangkat engkau setinggi-tingginya hingga ke langit.
Demi Allah tidak akan ada yang bisa memberikan hakmu dengan sempurna kecuali Allah Ta’ala.
Ibu …
karena kemuliaanmu kening tertunduk hina di depanmu
namamu semerbak mewangi, haribaanmu menghangati jiwaku
Allah yang Maha Tinggi lagi Mulia menjagamu.
Kepadamu ibuku, aku rindu
Ridhomu atasku bagai hembusan angin nan sejuk menghapus dukaku
Kasihmu duhai ibu, penawar luka-lukaku
Peliru lara sepanjang umurku dan tempat bernaungku
Dan setelah kepada Allah, kepadamulah aku mengadu
Kala problema merundungku
Dengan do’amu duhai ibu sirna segala kesusahanku
Do’amu laksana jalan bagi hatiku
Wahai ibuku, engkaulah yang membuat indah hidupku
Bunga-bunga nan indah mekar dan mata air yang tak pernah berhenti mengaliriku
Tak dapat kuhitung malam-malam yang kau lalui tanpa memejamkan matamu
Dan hatimu bersedih ketika aku pergi meninggalkanmu
Teruslah ibu menjadi pelita bagiku.
mudahan kita dapat memberikan segalnya yg terbaik utk ibu, sesungguhnya kita tak dapat membalas jasa dan pengorbanannya.
BalasHapusgue suka pengen nangis kalo ada yg Membahas atau ngomongin nama "IBU"
BalasHapusT_T