Senin, 15 Oktober 2012

Menjaga shalat lima waktu


Menjaga shalat lima adalah kewajiban bagi setiap mukmin dan muslim. Meskipun sangat berat  rintangannya. Sehingga hanya mukmin dan muslim yang khusyu’ yang mampu menjaganya dengan baik. Karena menjaga shalat lima waktu merupakan perintah Alloh SWT.
Alloh SWT berfirman:
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ ( البقرة: 238)

 “Jagalah seluruh shalat 5 ( lima ) waktu dan sholat wustho. Sholatlah karena Alloh dengan khusyu’.” ( Q.S. Al - Baqoroh: 238 )

وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) 
“Dan sesungguhnya shalat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`.”(Q.S. Al-Baqoroh: 45)
1.                  
Akan tetapi, shalat lima waktu yang dijaga oleh setiap mukmin dan muslim, tidak akan sia-sia. Karena Alloh SWT akan membalas dengan sebaik-baik pahala.  Mereka akan memperoleh beberapa keutamaan. Antara lain:
1.Mendapatkan janji sorga 
Rasululloh SAW telah meriwayatkan Firman Alloh dalam hadis Qudsi:

عن أَبَى قَتَادَةَ بنَ رَبْعِيَ قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: قال الله عَزّوَجَلّ: إِنّي فَرَضْتُ عَلَى أُمّتِكَ خَمْسَ صلَواتٍ وَعَهِدْتُ عِنْدي عَهْداً أَنّهُ مَنْ جَاءَ يُحَافِظُ عَلَيْهِنّ لِوَقْتِهِنّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنّةَ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلِيْهِنّ فَلاَ عَهْدَ لَهُ عِنْدِي ( سنن أبي داود )

Dari Abu Qotadah, Rasululloh SAW bersabda, Alloh SWT berfirman,“Aku wajibkan pada umatmu sholat 5 waktu.Dan Aku membuat satu perjanjian,“Orang yang menjaga sholat 5 waktu,maka akan Aku masukkan ke dalam sorga.Siapa yang tidak menjaganya,maka Aku tak menjanjikannya.”( HR.Abu Daud )[1]

2.Mendapatkan pahala seluruh malaikat.
Sahabat Muadz bin Jabal dan Jabir bin Abdulloh r.a. meriwayatkan, bahwa ketika Nabi Muhammad SAW diperjalankan ke langit pada malam Isra’ Mi’raj, beliau menyaksikan ibadah para malaikat penghuni tujuh langit.
    Pada langit pertama, beliau menyaksikan para malaikat terus menerus berdzikir kepada Alloh SWT semenjak mereka diciptakan.
    Pada langit kedua, beliau menyaksikan para malaikat terus menerus ruku’ semenjak mereka diciptakan.
    Pada langit ketiga, beliau menyaksikan para malaikat terus menerus sujud semenjak mereka diciptakan. Pada saat beliau memberikan salam, mereka bangkit dan menjawabnya. Kemudian mereka pun melanjutkan sujudnya kembali sampai hari kiamat. Karena itulah, shalat yang dilakukan saat ini juga memerlukan sujud dua kali pada tiap rakaatnya.
    Pada langit keempat, beliau menyaksikan para malaikat terus menerus duduk tasyahud.
    Pada langit kelima, beliau menyaksikan para malaikat terus menerus membaca tasbih.
    Pada langit keenam, beliau menyaksikan para malaikat terus menerus membaca takbir dan tahlil.
    Pada langit ketujuh, beliau menyaksikan para malaikat terus menerus melakkan penyerahan diri semenjak mereka diciptakan.

Menyaksikan peribadahan para malaikat yang begitu menakjubkan ini, dalam hati, Nabi SAW terbersit keinginan, “Betapa senangnya apabila diriku dan seluruh umatku dapat melakukan ibadah seperti yang dilakukan oleh para malaikat penghuni tujuh langit.”

Alloh Maha Tahu. Dia rangkaikan semua gerakan ibadah yang telah diperagakan para malaikat penghuni tujuh langit dalam bentuk shalat. Alloh SWT berfirman, “Siapa yang mengerjakan shalat 5 ( lima ) waktu, maka akan memperoleh pahala seperti pahala peribadatan yang dilakukan oleh para malaikat tujuh langit.”

3.Di ampuni dosa-dosa yang diperbuat antara satu shalat dan shalat lainnya. 
Shalat juga menjadi pelebur dari beberapa dosa yang dilakukan antara jarak waktu shalat yang satu dan lainnya. Yaitu beberapa dosa pribadi yang mempunyai hubungan langsung dengan Alloh SWT.
 عنْ أبي هريرةَ  أنهُ سَمِعَ رسولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم يقولُ: أَرَأَيْتُمْ لَوْ أنَّ نَهَراً بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ مَاذَا تَقُوْلُوْنَ ذَلِكَ مَبْقِياًّ مِنْ دَرَنِه ِ؟  قَالُوْا: لاَ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ قَالَ: كَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا (  سنن الدارمى )
Dari Abu Hurairoh, Rasululloh SAW bersabda,  “Bagaimana pendapat kalian, apabila didepan pintu rumah terdapat sebuah danau yang dipergunakan seseorang untuk mandi lima kali sehari ? Apakah masih tersisa kotorannya ? Sahabat - sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikitpun kotoran.” Rasululloh SAW melanjutkan sabdanya, “Demikianlah perumpamaan sholat lima waktu.. Alloh akan menghapus kesalahan - kesalahan dengan shalat.” ( HR. Ad-Darimi )[2]

Shalat lima waktu mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan semua ibadah wajib lainnya, di antaranya:
a.Shalat 5 waktu merupakan ibadah yang Allah Ta’ala syariatkan kepada Nabi-Nya shallallahu alaihi wasallam secara langsung tanpa perantara malaikat. Berbeda halnya dengan kewajiban lainnya yang diwajibkan melalui perantara malaikat.
b.Shalat 5 waktu diwajibkan di langit sementara kewajiban lainnya diwajibkan di bumi.
Karenanya sangat pantas kalau shalat 5 waktu dikatakan sebagai ibadah badan yang paling utama.

Selain dari keistimewaan di atas, shalat 5 waktu secara umum dan beberapa shalat di antaranya secara khusu mempunyai keutamaan yang lain, di antaranya:
 a.Shalat 5 waktu akan menghapuskan semua dosa dan kesalahan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الصَّلَاةُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya selama tidak melakukan dosa besar.” (HR. Muslim no. 342)
Dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
“Tidaklah seorang muslim didatangi shalat fardlu, lalu dia membaguskan wudlunya dan khusyu’nya dan shalatnya, melainkan itu menjadi penebus dosa-dosanya terdahulu, selama dia tidak melakukan dosa besar. Dan itu (berlaku) pada sepanjang zaman.” (HR. Muslim no. 335)
Pada kedua hadits di atas dikecualikan dosa-dosa besar, karena memang dosa besar tidak bisa terhapus dengan sekedar amalan saleh, akan tetapi harus dengan taubat dan istighfar. Karenanya, yang dimaksud dengan dosa pada kedua hadits di atas adalah dosa-dosa kecil.
Adapun patokan dosa besar adalah sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma:
اَلْكَبَائِرُ كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ الله ُبِنَارٍ أَوْ لَعْنَةٍ أو غَضَبٍ أَوْ عَذَابٍ
“Dosa-dosa besar adalah semua dosa yang Allah akhiri dengan ancaman neraka atau laknat atau kemurkaan atau adzab.” (Riwayat Ibnu Jarir dalam tafsirnya terhadap surah An-Najm: 32)
Walaupun asalnya ada perbedaan antara dosa besar dengan dosa kecil, akan tetapi beliau radhiallahu anhu juga pernah berkata:
لاَ كَبِيْرَةَ مَعَ الْاِسْتِغْفَارِ, وَلاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الْإِصْرَارِ
“Tidak ada dosa besar jika selalu diikuti dengan istighfar dan tidak ada dosa kecil jika dia dilakukan terus-menerus.”

b.Shalat subuh senantiasa dihadiri dan disaksikan oleh para malaikat dan dia juga menjaga
Shalat subuh memiliki beberapa keistimewaan, diantara adalah : 
  1.  Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat); Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al- Isra [17]:78-79)
  2.  Selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang menunaikan sholat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Barangsiapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka. (HR Muslim, At-Tirmizi dan Ibnu Majah)
  3.  Allah akan memberikan surga yang dijanjikan. Diriwayatkan dari Abu Musa al Asy’ari ra ia berkata Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang sholat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR Al Bukhari). Dua waktu yang dingin itu adalah sholat Subuh dan sholat Ashar.
  4.  Akan dapat melihat Allah, sebagaimana Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah ra: ”Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ”Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan sholat sebelum terbit matahari dan sholat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
  5.  Rasulullah SAW mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan sholat Subuh, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits, ”Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.’‘ (HR Tirmizi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah)
  6.  Rasulullah SAW mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan sholat Subuh, sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits, ”Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.’‘ (HR Tirmizi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
  7.  Keutamaan sholat subuh berjamaah diantaranya adalah mendapatkan pahala yang besar, sebanyak pahala mengerjakan sholat malam dalam satu malam penuh. Diriwayatkan Muslim dari Utsman bin Affan ra berkata: Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang sholat Isya berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah, maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.”
  8. Dalam hadits lain, dikatakan bahwa keutamaan mengerjakan sholat Subuh berjamaah yaitu akan mendapatkan sumber cahaya di hari kiamat yang akan meneranginya hingga mereka masuk surga. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah) 

c.Shalat ashar yang merupakan shalat wustha -sebagaimana dalam riwayat Al-Bukhari- dikhususkan penyebutannya dibandingkan shalat-shalat lainnya.
keistimewaannya
  •  Mendapatkan keuntungan akhirat yang sangat besar.
     عن ابْنِ عُمَرَ أَنّ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنّ الّذِي تَفُوتُهُ صَلاَةُ الْعَصْرِ فَكَأَنّمَا وُتِرَ أَهْلُهُ وَمالُهُ  ( سنن ابن ماجه )
    Dari Ibnu Umar r.a, Rasululloh SAW bersabda: “Orang yang tertinggal / tidak mengerjakan sholat Asar, maka seperti orang yang telah  musnah keluarga dan hartanya.” ( HR. Ibnu Majah )[3]
  •  Mendapatkan jaminan sorga
    عنْ أبي موسىَ قالَ: قالَ رسولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: منْ صلّى البَرْدَيْنِ دَخَلَ الجنةَ   قيل لأبي محمدٍ: ما البَرْدَيْنِ قالَ الغداةُ والعصرُ (  سنن الدارمى )
    Dari Abu Musa, Rasululloh SAW bersabda, “Siapa yang shalat di dua waktu teduh, maka masuk sorga.” ( HR. Ad-Darimi )
    Abu Muhammad menerangkan, “Dua shalat di waktu teduh adalah shalat pagi hari ( subuh ) dan Ashar.”[4]
  •  Berada dalam naungan Alloh SWT
    عنْ أبي هريرةَ أنّ رسولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم قالَ: منْ صلّى الصبحَ فهوَ في جوارِ اللّهِ  فَلاَ تخفروا اللّهَ في جارِهِ ومنْ صلّى العصرَ فَهُوَ في جوارِ اللّهِ فَلاَ تخفروا اللّهَ في جارِهِ  (  سنن الدارمى ) 
     قال أبو محمدٍ: إذا أمّنَ ولمْ يفِ فَقَدْ غَدَرَ واخفرَ 
    Dari Abu Hurairoh, Rasululloh SAW bersabda, “ Siapa yang shalat Subuh, maka berada dalam naungan Alloh. Oleh karenanya jangan mengkhianati Alloh dalam naungannya. Siapa yang shalat Ashar, maka berada dalam naungan Alloh. Oleh karenanya jangan mengkhianati Alloh dalam naungannya.” ( HR. Ad-Darimi ) [5]
    Abu Muhammad menerangkan, “Siapa yang merasa aman dan tidak melaksanakannya, maka telah berkhianat.”

    Sedangkan ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat Ashar ialah akan dihapus catatan amalnya.
     عن  بُريدَةَ   فإِنّ النبيّ صلى الله عليه وسلم قال:  مَن تَركَ صلاةَ العصرِ فقد حَبِطَ عملُه ( صحيح البخاري )
    Dari Buraidah, Rasululloh SAW bersabda, “Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka telah hilang amalnya.” ( HR. Bukhori )[6]   

d.Shalat Magrib
Orang yang menjaga shalat Maghrib, akan selalu berada dalam kesucian / fitrahnya sebagai makhluk Alloh SWT.
عَنِ الْعَبّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطّلِبِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ تَزَالُ أُمّتِي عَلَى الْفِطْرَةِ مَا لَمْ يُؤَخّرُوا الْمَغْرِبَ حَتّى تَشْتَبِكَ النّجُومُ  ( سنن ابن ماجه )
Dari Abbas bin Abdul Mutallib, Rasululloh SAW bersabda, “Umatku akan selalu dalam keadaan fitroh / suci agamanya bila mengerjakan shalat maghrib sebelum bintang-bintang bertebaran.” ( HR. Ibnu Majah )[7]

e.Menjaga shalat subuh dan ashar merupakan sebab terbesar masuk surga dan selamat dari neraka.
Dari Imarah bin Ru’aibah radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (HR. Muslim no. 1003)
Dari Abu Musa radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari no. 540 dan Muslim no. 1005)
Dari Jundab bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-Nya, sehingga Allah menangkapnya dan menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 1050)
Dari Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا
“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” (HR. Al-Bukhari no. 521 dan Muslim no. 1002)

 f.Shalat Isya dan Subuh
orang yang melaksanakan sholat Isya’ dan Subuh akan memperoleh pahala yang sangat besar. Terutama jika dilakukan secara berjama’ah. Yaitu seperti pahala melaksanakan shalat ( sunah ) separoh malam untuk shalat Isya dan seperti pahala melaksanakan shalat ( sunah ) sepenuh malam untuk shalat Subuh.
عنْ عثمانَ قالَ: قالَ رسولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ صَلَّى الْعِشآءَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ نِصْفِ لَيْلَةٍ  وَمَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ كَانَ كَقِيَامِ لَيْلَةٍ ( سنن الدارمى )
Dari Utsman bin Affan, Rasululloh SAW bersabda, “Orang yang sholat Isya berjama’ah seakan telah berdiri sholat separuh malam. Dan orang yang sholat Subuh berjama’ah seakan telah mengerjakan sholat semalam penuh.” ( HR. Ad-Darimi )[8]

g.Meninggalkan shalat 5 waktu -atau salah satunya- dengan sengaja karena malas secara terus-menerus adalah kekafiran.
Allah Ta’ala berfirman:
وخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا إلا من تاب وآمن وعمل صالحا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam: 59-60)
Seandainya orang yang meninggalkan shalat itu masih mukmin, maka tentunya tidak dipersyaratkan ketika dia bertaubat dia harus beriman.
Ini dipertegas dalam hadits Jabir radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 116)
Juga dalam Abdullah bin Buraidah dari ayahnya radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ تَرْكُ الصَّلَاةِ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“(Pemisah) di antara kami dan mereka (orang kafir) adalah meninggalkan shalat, karenanya barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. Ahmad no. 21929)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar