Sebagaimana dijelaskan dalam
hadits shahih dari Mu‘az bin Jabal Radhiallahu ‘anhu, bahwa pada malam ini
“Allah menjenguk datang kepada semua makhlukNya di Malam Nishfu Sya‘ban, maka
diampuni segala dosa makhlukNya kecuali orang yang menyekutukan Allah dan orang
yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah, at-Thabrani dan Ibnu Hibban).Begitu juga
hadits riwayat Aisyah r.a.
عن عائشة
بنت أبي بكر قالت: «قام رسول الله من الليل يصلي، فأطال السجود حتى ظننت أنه قد
قبض، فلما رأيت ذلك قمت حتى حركت إبهامه فتحرك فرجعت، فلما رفع إلي رأسه من السجود
وفرغ من صلاته، قال: يا عائشة أظننت أن النبي قد خاس بك؟، قلت: لا والله يا رسول
الله، ولكنني ظننت أنك قبضت لطول سجودك، فقال: أتدرين أي ليلة هذه؟ قلت: الله
ورسوله أعلم، قال: هذه ليلة النصف من شعبان، إن الله عز وجل يطلع على عباده في
ليلة النصف من شعبان، فيغفر للمستغفرين، ويرحم المسترحمين، ويؤخر أهل الحقد كما هم»
Dari Aisyah radhiyallahu anha
berkata bahwa Rasulullah SAW bangun pada malam dan melakukan shalat serta
memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. karena curiga maka
aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Ketika beliau
mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata,
“Wahai Asiyah, (atau Wahai Humaira’), apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah
tidak memberikan hakmu kepadamu?”Aku menjawab, “Tidak ya Rasulallah, namun Aku
menyangka bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali.”
Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu malam apa ini?” Aku menjawab, “Allah dan
rasul-Nya lebih mengetahui.”Beliau bersabda, “Ini adalah malam nisfu sya’ban
(pertengahan bulan sya’ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam
nisfu sya’ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta
dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka.” (HR
Al-Baihaqi)
Begitulah kemurahan Allah swt
yang diberikan kepada hambanya di malam Nisfu Sya’ban. Sehingga dalam
kesempatan lain Aisyah meriwayatkan hadits lagi dengan banyaknya pengampunan
itu semisal bulu kambing Bani Kalb
عن عائشة
بنت أبي بكر قالت: «قال رسول الله : "إن الله ينزل ليلة النصف من شعبان إلى
السماء الدنيا، فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب"
Sesungguhnya Allah ‘Azza
Wajalla turun ke langit dunia pada malam nisfu sya’ban dan mengampuni lebih
banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani Kalb (salah satu kabilah yang punya
banyak kambing). (HR At-Tabarani dan Ahmad)
Demikianlah hendaknya
kesempatan ini tidak disia-siakan. Seorang muslim yang bijak tentunya akan
memanfaatkan malam Nisfu Sya’ban sebaik-baiknya, dengan sebaik-baiknya memohon
pengampunan dan melaksanakan amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Demikian hadits
riwayat Ali bin Abi Thalib menegaskan
عن علي بن
أبي طالب قال: «قال رسول الله : "إذا كان ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها
وصوموا نهارها فإن الله ينزل فيها إلى سماء الدنيا فيقول ألا من مستغفر فأغفر له ،
ألا من مسترزق فأرزقه ألا من مبتلى فأعافيه ألا كذا ألا كذا حتى يطلع الفجر
Dalam hadis Ali, Rasulullah
bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah
pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu,
lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang
yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan
maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan
sanad lemah).
Shalat Magrib dan Isya Berjamaah di masjid /
Musholah
Malam setelah Shalat Magrib Membaca Surat
Yasin Tiga Kal
Setelah Shalat Isya membaca Surat Al Iklas dan
Shalawat.
Malam hari Shalat Tahajud dan Berdzikir
Alangkah Mulianya kalau kita mampu berpuasa
Menjadikan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam
yang penuh berkah. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt:
“Malam penuh barokah itu adalah malam Nisfu
Sya’ban. Dimana pada malam itu, ditentukan perkara dalam satu tahun.”
Imam Qurtubi menyebutkan dalam tafsirnya bahwa
Utsman bin Mughoroh berkata, Rasulullah Saw. bersabda:
“Dipastikan ajal dari Bulan Sya’ban sampai
Sya’ban berikutnya.”
Malam Nisfu Sya`ban dinamakan juga malam
pembebasan karena pada malam itu Allah Swt. Memberikan pengampunan dan
pembebasan kepada ahli neraka kecuali musyrikin dan orang yang memiliki dosa
tertentu.
Rasulullah bersabda:
“Jibril telah datang kepadaku dan berkata: ini
adalah malam Nisfu Sya’ban. Pada malam ini Allah Swt. membebaskan orang dari
neraka sebanyak bilangan bulu Domba Bani Kalb. Pada malam ini Allah Swt.
tidak suka memandang terhadap orang musyrik, pencari musuhan, pemutus hubungan
keluarga, orang yang menyeret pakaiannya (melebihkan pakaian sampai melebihi
mata kaki hingga terseret di tanah), orang yang menyakiti hati kedua orang tua
dan pecandu khamr” (HR. Bukhori).
Malam Nisfu Sya’ban juga dinamakan Lailatul
Rahmah (malam kasih sayang). Karena pada malam itu Allah Swt. membagikan
rahmat-Nya secara menyeluruh kepada hamba-Nya, mengampuni orang yang memohon
ampun. Memberi rizqi kepada kepada orang yang memohon rizqi dan memberikan
keselamatan kepada orang yang terkena balak. Untuk itulah Rasulullah Saw.
menyuruh kita tekun beribadah pada malam harinya dan berpuasa pada siang
harinya.
Sabda ٌRasulullah Saw. :
“Ketika malam Nisfu Sya’ban, maka tekun lah
beribadah pada malam harinya dan berpuasa lah pada siang hari. Karena
sesungguhnya pada malam itu Allah Swt. turun ke langit dunia sejak terbenamnya
matahari dan berfirman: Adakah orang yang memohon ampun maka aku akan
ampuninya, adakah orang yang memohon rizqi maka akan aku beri rizqi kepadanya,
adakah orang yang terkena bala’ maka akan aku selamatkan dia, adakah orang yang
begini dan begitu? Tawaran ini berlangsung terus menerus sampai terbit fajar.
Malam Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang saleh. Namun dalam pemberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada perbuatannya mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: Tatkala datang malam Nisfu Sya’ban Allah memberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Kecuali Enam Golongan Ibn Ishak meriwayatkan
dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil isterinya, Aisyah dan
memberitahukan tentang Nisfu Sya’ban. “Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat
malam ini? Malam ini adalah malam di mana Allah yang Maha Agung memberikan
pembebasan dari api neraka bagi semua hambanya, kecuali enam kelompok manusia”.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah
yaitu,
Pertama, kelompok manusia yang tidak
berhenti minum hamr atau para peminum minuman keras. Sebagaimana berulang kali
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr adalah jenis minuman yang
memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat secara tradisional mapun jenis
minuman yang dibuat secara modern. Istilah populernya adalah minuman keras atau
miras. Yang disebut pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala,
ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir
dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr
ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan
pengedarnya. Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi malah
diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca
orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang tua ialah berbuat jahat terhadap
orang tua yang dalam hal ini ibu bapak. Menurut ajaran agama yang menyatakan
syis saja kepada ibu atau bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang tua
termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada
manusia untuk tidak beribadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat
baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan
(al-Isra: 17:23).
Ketiga, orang-orang yang membangun
tempat zina. Tempat berzina dimaksud adalah tempat pelacuran yang kini nama
populernya tempat PSK (pekerja seks komersial). Golongan atau kelompok orang
yang seperti ini, pada malam Nisfu Sya’ban tidak mendapat pembebasan dari api
neraka, tetapi sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.
Keempat, orang-orang atau para
pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang dagangannya sehingga pembeli
merasa dizalimi. Misalnya, penjual bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah.
Harga dagangan jenis ini sudah ada harga standar, tetapi kalau penjualnya
menaikkan harganya secara zalim, maka penjual yang demikian itulah yang tidak
mendapat pembebasan dari neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak
jujur. Termasuk kategori petugas cukai adalah para kolektor pajak atau
orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang
bertugas di pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari penjual dengan bukti
penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima
tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang
fitnah. Orang-orang kelompok ini suka menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang
sesungguhnya hanyalah sebuah fitnah.
Amalan Malam Nisfu Sya’ban
Berbagai amalan malam Nisfu Sya’ban dapat dimulai setelah sholat maghrib. Berpegang pada hadits Rasulullah saw, sebaiknya ibadah malam Nisfu Sya’ban ini dilakukan secara individual (tidak berjama’ah). Namun juga tidak ada pelarangan jika dilakukan secara berjama’ah. Dengan didahului shalat sunnah dua rakaat yang niatnya adalah
Berbagai amalan malam Nisfu Sya’ban dapat dimulai setelah sholat maghrib. Berpegang pada hadits Rasulullah saw, sebaiknya ibadah malam Nisfu Sya’ban ini dilakukan secara individual (tidak berjama’ah). Namun juga tidak ada pelarangan jika dilakukan secara berjama’ah. Dengan didahului shalat sunnah dua rakaat yang niatnya adalah
أصلى سنة نصف شعبان ركعتين لله تعالى
Artinya: Aku niat shalat sunat nisfu sya’ban 2 rakaat
sebagai karena Allah Ta’ala.
Bilangan shalat sunnah Nisfu Sya’ban adalah 2 rakaat dengan 1 kali salam. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Kafirun. Sedangkan pada rakaat setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas.
Bilangan shalat sunnah Nisfu Sya’ban adalah 2 rakaat dengan 1 kali salam. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Kafirun. Sedangkan pada rakaat setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas.
Dalam Ihya’ Ulumiddin, Imam Ghazali memberikan petunjuk
agar dalam setiap rekaatnya setelah membaca fatihah hendaknya membaca surat
al-Ikhlas sebelas kali. Atau dapat juga shalat sepuluh rakaat disetiap
rakaatnya membaca Fatihah dan membaca al-Ikhlas seratus kali. Shalat ini
disebut juga shalat al-khair, hal ini berdasar pada apa yang dilakukan oleh
para ulama terdahulu.
Setelah shalat sunnah dua rekaat biasanya dilanjutkan
dengan membaca surat yasin tiga kali yang dan ditutup dengan do’a malam Nisyfu
Sya’ban di bawah ini
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا
ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ
اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ
اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ
اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ
فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ
حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ
اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ
قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو
اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ
بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ
الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ
اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ
عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ
Artinya:
Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.
Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar