Kamis, 29 Desember 2011

sekilas wanita


Untuk Mencegah Keputihan, Gantilah Pembalut Tiap 2-4 Jam
Karena berbagai alasan, sebagian perempuan yang sedang datang bulan jarang mengganti pembalutnya. Selain karena merasa volume darahnya tidak terlalu banyak, lupa dan malas sering menjadi alasan untuk tidak mengganti pembalut hingga terasa tidak nyaman.
Kecenderungan ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi seorang dokter pemerhati kesehatan reproduksi, dr Ryan Thamrin. Dokter muda ini mengatakan, frekuensi ganti pembalut tidak haya ditentukan oleh volume darah menstruasi.
"Kalau bicara standar, sebaiknya tiap 2-4 jam ganti pembalut. Meski darahnya sedikit, kan juga ada keringat karena saat menstruasi juga tetap beraktivitas," kata dr Ryan di sela-sela konferensi pers Shine with Charm di STIE Perbanas, Kuningan. Cairan yang tertampung di pembalut, baik berupa darah maupun keringat akan menciptakan kelembaban yang sangat disukai oleh kuman. Selain bisa memicu iritasi, kelembaban di daerah kewanitaan juga bisa memicu infeksi terutama jamur candida penyebab keputihan.
Jamur maupun bakteri memang tidak serta merta datang dalam hitungan jam selama pembalut tidak diganti. Kuman-kuman itu biasanya sudah ada di daerah kewanitaan, namun berada dalam masa inkubasi dan baru aktif ketika ada pemicunya antara lain lingkungan yang lembab.
Frekuensi ganti pembalut sebanyak 2-4 jam sekali tidak bersifat mutlak, tetapi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Makin aktif beraktivitas dan makin ketat pakaian dalam yang dikenakan, frekuensinya bisa makin ditingkatkan karena kelembabannya tentu akan lebih tinggi.
Anjuran dr. Ryan juga berlaku untuk panty liner, yakni bantalan khusus untuk menyerap kelembaban saat tidak sedang menstruasi. Meski fungsinya menyerap kelembaban, panty liner juga harus sering-sering diganti biar tidak memicu infeksi atau iritasi.
Sedangkan untuk mengurangi kelembaban, dr Ryan menganjurkan agar tidak menggunakan celana atau pakaian dalam terlalu ketat. Makin ketat pakaiannya, makin buruk sirkulasi udaranya sehingga daerah intim kewanitaan jadi lebih mudah berkeringat.

Sensitifnya Perempuan Saat Akan Menstruasi
Seringkali muncul ungkapan 'lagi dapat ya' kepada perempuan jika ia terlihat gampang emosi dan terlalu sensitif. Benar sekali, sindrom pramenstruasi (PMS) dialami sebagian besar perempuan yang gejalanya antara lain tiba-tiba merasa kesal, ingin marah-marah, ditambah lagi muncul rasa kram di perut.

Beruntunglah jika gejala PMS yang wanita rasakan hanya sebatas ini. Dalam tingkatan yang lebih parah, beberapa wanita bahkan sampai pingsan ketika PMS datang.
Sindrom PMS, pada dasarnya, bukan penyakit, melainkan kumpulan reaksi tubuh.

Oleh para ahli kandungan, PMS dikatakan berkaitan erat dengan peningkatan dan ketidakseimbangan kadar hormon reproduksi, estrogen dan progesteron, di dalam tubuh menjelang menstruasi. Ini berarti, rasa sakitnya akan selalu muncul setiap kali menstruasi datang.

Menurut data dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, hampir 70 persen wanita di seluruh dunia setiap bulannya mengalami PMS. Sekitar 14 persen dari wanita usia 20-35 tahun tidak seberuntung itu karena setiap kali PMS datang, mereka harus bed rest lantaran begitu hebatnya rasa sakit yang menyerang.

Mengapa rasa sakit PMS setiap wanita tidak selalu sama?
Menurut Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, PMS dibedakan menjadi empat tipe sesuai dengan tingkat keparahan dan kondisi hormonal dalam tubuh, yaitu PMS tipe A (60% wanita dunia), H (20%), C (10%), dan D (10%).

1. PMS Tipe A (anxiety)
Gejala: rasa cemas, sensitif, mudah tersinggung, saraf tegang, perasaan labil. Beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai saat mendapat menstruasi.
Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala ini, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS tipe ini bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium.
Saran: banyak mengkonsumsi makanan berserat, jangan merokok, dan batasi asupan kafein yang berasal dari kopi, teh dan cokelat.

2. PMS Tipe C (craving)
Gejala: Pusing, berkeringat dingin, sering merasa lapar, edema (pembengkakan) pada perut kembung, nyeri pada buah dada, tangan dan kaki serta terjadi peningkatan pada berat badan. Pembengkakan terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena asupan garam atau gula yang tinggi. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.

Pemberian obat diuretika diketahui dapat meminimalkan retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh akan membantu mengurangi gejala yang ada.
Saran: dianjurkan mengurangi asupan garam, gula, serta konsumsi cairan.

3. PMS Tipe D (depression)
Gejala: merasa sedih, lupa, bingung, dan lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis (biasanya cokelat) dan karbohidrat sederhana (gula).
Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat.

Dorongan untuk menyantap makanan manis disebabkan oleh stress dan kekurangan asam lemak esensial (omega 6), asam amino tyrosine, vitamin B6, atau magnesium. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D.

Saran: perbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau, biji-bijian, gandum dan kacang-kacangan, serta makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat (minyak biji tumbuhan, minyak sayur).

4. PMS Tipe H (hyperhidration)
Gejala: penumpukan cairan tubuh, berat badan bertambah, payudara tegang dan terasa nyeri, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri.
Saran: meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe ini.

Sebenarnya, ada satu lagi tipe PMS, yaitu tipe P (pain). Gejalanya antara lain pegal-pegal, jerawat, rambut dan kulit berminyak berlebih, mual, muntah, dan lebih sensitif terhadap rasa nyeri.

Depresi Parah
Pada bentuk yang sangat berat, PMS bisa dimasukkan dalam kategori gangguan jiwa atau PreMenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Dalam hal ini, perubahan emosi yang terjadi mengarah pada depresi, perasaan tidak punya harapan, kemarahan, rasa cemas, turunnya kepercayaan diri, susah konsentrasi, gelisah, dan tegang.

Beberapa wanita dengan gangguan PMS berat harus waspada karena ada kemungkinan memiliki gangguan kejiwaan. Dan sudah jelas penanganannya tidak bisa dilakukan sendiri karena seorang yang mengalami PMDD kemungkinan memiliki niat bunuh diri.

Walaupun rasa sakitnya tidak akan hilang 100%, namun dengan mengubah beberapa kebiasaan, rasa sakit PMS bisa dikurangi sehingga Anda bisa tetap beraktivitas. Beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Hindari minuman berkafein
Kopi, teh, dan minuman berkarbonasi adalah beberapa contoh minuman mengandung kafein, salah satu unsur kimia yang berperan menstimulan sistem syaraf.

2. Tidur cukup
The American Journal of Psychiatry memuat artikel yang mengatakan bahwa tidur selama 7-8 jam sehari dapat meminimalkan perubahan emosi menjelang haid.

3. Konsumsi unsur nutrisi yang tepat
Menjelang menstruasi, disarankan mengonsumsi makanan berkarbohidrat kompleks, seperti kentang, jagung, kacang polong, atau gandum, karena memicu produksi serotonin untuk meminimalkan perubahan emosi.

4. Rutin olahraga.
Setiap kali berolahraga, terutama aerobik, tubuh akan memproduksi endorphin lebih banyak. Akibatnya kesehatan jantung lebih terjaga dan aliran darah lancar, sehingga meminimalkan migren, perubahan emosi dan menangkal lemas.
Bagaimana Mengetahui Masa Subur Wanita?
Masa subur adalah ketika sel telur wanita telah matang dan siap dibuahi. Ketika sel telur ini dibuahi maka terjadilah kehamilan.
Cara mengetahui masa subur wanita dengan siklus menstruasi 28 hari:
- Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
- Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Misalnya:  Seorang isteri mendapat haid pada tanggal 5 Januari, tanggal 5 Januari ini disebut hari ke-1. Masa subur wanita tersebut adalah hari ke-12 setelah tanggal 5 atau tanggal 16 Januari samapai tanggal 20 Januari. Sehingga ketika suami-isteri berhubungan pada masa ini Insya Allah akan terjadi kehamilan. Begitu juga dengan keluarga yang tidak merencanakan kehamilan atau KB alami, cara ini bisa digunakan untuk mencegah kehamilan dengan TIDAK melakukan hubungan pada masa subur sang isteri.

Ciri-ciri masa subur yang akan dirasakan wanita ketika masa subur
1.Peningkatan suhu tubuh. Biasanya suhu tubuh meningkat pada masa subur karena peningkatan hormone progesterone

2.Menilai lendir rahim. Lendir rahim menjadi encer pada masa subur karena pengaruh hormon estrogen (sebagian mengira ini adalah keputihan, tetapi ini bukan, cairan rahim berwarna bening).

3.Jika ingin praktis, bisa digunakan tes prediksi masa subur atau ovulasi. Cara menggunakannya sama dengan test kehamilan. Alat ini sudah dijual di apotik-apotik dengan harga cukup mahal.

Jadi penting sekali bagi wanita untuk mengetahui kapan masa suburnya. Selain untuk merencanakan kehamilan, hal ini bisa digunakan sebagai KB alami atau yang biasa disebut KB Kalender. Semoga bermanfaat. [nala/voa-islam.com
Sumber:voiceofal-islam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar