Sabtu, 06 April 2013

Saat menanti cinta sejati

Menunggu…
Siapapun pasti tahu dan mungkin sangat setuju bahwa menunggu adalah hal yang membosankan maka  aku selalu berusaha memegang prinsipku bahwa jangan sampai aku membuat orang lain terlalu lama menunggu. Namun untuk yang satu ini aku tak akan pernah bosan, karena aku akan terus bersabar untuk menuggu hingga jodohku datang.
 
Di usia yang sudah hampir memasuki seperempat abad rasanya semakin sering saja pertanyaan itu datang menyapaku. Sebuah pertanyaan yang awalnya biasa saja kemudian lama-lama membuat sebal juga hingga akhirnya kini membuatku “kebal”. “Kapan nikah nih?" itulah pertanyaan yang kini menganjal hati. Aku yakin tak hanya aku yang sempat sebal dihantui pertanyaan itu tapi menurutku sih pertanyaan itu wajar saja kok apalagi diusia-usia yang memang sudah pantas untuk menikah

Ada yang bilang hidup lebih enak seperti air mengalir saja (ikuti saja kemana takdir membawa
kita) tapi aku kurang setuju dengan hal itu makanya aku selalu berusaha  ya aku sebenarnya belum ingin menikah sebelum kakakku duluan tapi apakah aku harus menunggu mereka duluan. Menurutku dengan menikah dini rasanya lebih enak saja, saat anak-anak mulai dewasa kita belum terlalu tua. Meski akhirnya aku harus berlapang dada menerima kenyataan di usiaku yang hampir seperempat abad  belum ada tanda-tanda ke arah sana. Dulu aku memang masih bisa tenang karena aku belum mau aja menikah tapi sekarang semua itu menghilang orang-orang juga belum “heboh” mempertanyakan hal itu
walaupun aku anak ke tiga, aku sadar  adalah hal yang wajar jika ortu ingin sekali melihat anaknya segera menikah. Di usia yang sudah melewati separuh abad, memang sudah saatnya bapak dan ibu menimang cucu dari seorang  anak . Jika orang lain yang tanya aku masih bisa cuek dan tidak terlalu dimasukan ke hati tapi akan berbeda jika bapak dan ibu yang bertanya. Aku akan merasa bersalah karena belum dapat mewujudkan keinginan mereka yang satu ini.

Bapak dan ibu tak pernah mendesak atau bertanya secara langsung namun aku  bisa menangkap besarnya keinginan itu  dari sorot mata keduanya saat melihat teman-temannya sudah mulai menimang cucu. (Maaf Pak…Bu…aku masih berikhtiar…)
“kamu bisa saja cuek saat mendengar omongan tetangga tapi kamu tidak boleh egois, kamu harus mempertimbangkan juga perasaan kedua orang tuamu” (tanpa dinasehati akupun sudah tahu akan hal itu)
“Sudahlah jangan terlalu pilah-pilih” (apa salah jika ingin memilih yang terbaik? Itupun jika ada yang bisa kupilih
“Mau nunggu apalagi sih? sebenarnya c aku ingin mendapat pekerjaan dulu ya walpun itu tugas suami tapi klo suami lagi macam2 gimana c istri dan anaknya klak, apa ga pengen punya pendamping? Inget umur lho!” (Ya nunggu ada yang nglamar dong… aku juga masih normal ingin punya pendamping hidup)
Orang lain emang gampang aja bilang seperti itu, tapi apa mereka pernah merasakan berada di posisiku? Beruntunglah kalian kawan yang bisa dengan mudah bertemu dengan jodoh kalian, semoga kalian bisa menjaga anugrah-Nya itu dengan sebaik-baiknya.

Sempat ada yang bilang juga “Ga apa-apa menikahnya nanti tapi yang penting punya calonnya dulu, pacaran aja dulu buat saling mengenal…”
Eits tunggu dulu…Terima kasih untuk nasehatnya tapi pacaran??? bukankah tak ada istilah pacaran dalam Islam yg wlopun pernah aku alami hnya sbntar krena aku tkut dosa?
Aku memang hanya seorang perempuan biasa yang tak bisa dibandingkan dengan mereka para muslimah yang telah benar-benar menjalankan Islam secara kafah tapi apakah salah jika aku ingin mendapatkan jodoh dengah cara yang baik, cara yang diridoi oleh-Nya? Cara tanpa harus dengan jalan pacaran.
Tak mudah bagiku untuk meyakinkan teman-teman bahwa pacaran bukan jalan satu-satunya untuk mendapatkan jodoh
ya semoga tahun ini aku bisa bertemu jodohku, doakan ya …)
Kalau mau diambil pusing bisa stress , beruntung aku masih punya iman dan keyakinan bahwa apapun yang terjadi itulah yang terbaik. Aku yakin semakin bertambahnya waktu maka semakin dekat pula jodohku, Allah tak mungkin membiarkan aku sendirian (masih ada keluarga dan teman-temanku yang mengisi hari-hariku sembari menanti jodohku)
Biarlah Allah yang mengurus jodohku, Dia lebih tahu yang terbaik buatku. Selama kita masih bisa berdoa maka tak ada alasan untuk putus asa bukan? Bukankah waktu, tenaga dan pikiran kita akan sia-sia jika hanya untuk memikirkan jodoh saja? Masih banyak hal lain yang tak kalah penting yang juga butuh perhatian kita. Bisa jadi disanalah, disaat kita melakukan hal-hal lain justru itulah jalan untuk bertemu jodoh kita, sungguh kita tak akan pernah tahu skenario-Nya.

Menyemangati diri sendiri dan juga saudari-saudariku yang mungkin saat ini juga sedang dalam “masa penantian” mari kita isi masa penantian kita dengan hal-hal bermanfaat, bukan hanya dengan duduk termenung menunggu kapan jodoh kita datang. Mari kita saling menguatkan agar jangan sampai terperosok ke jalan yang salah, yakinlah bahwa kita tidak sendirian. Tetaplah berbaik sangka pada takdir-Nya dan sambut jodoh kita dengan taburan rahmat-Nya dan kelak kita akan disatukan dibawah naungan ridho-Nya. Amin
Ya Allah…
Untuk dia jodohku, siapapun dia dan dimanapun dia berada saat ini
Jagalah dia untukku, mudahkanlah segala urusannya,
Mantapkan hatinya dan ringankanlah langkahnya untuk segera datang kehadapanku
Mengajakku menggenapkan separuh dien dan menyegerakan sunah rasul-Mu. Aamin…

http://www.safyrasiregar.com/doa-ku/ya-allah-jangan-biarkan-aku-seorang-diri-saat-menanti-cinta-sejati/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar