Menunggu…
Siapapun pasti tahu dan mungkin sangat setuju bahwa menunggu adalah
hal yang membosankan maka aku selalu berusaha memegang
prinsipku bahwa jangan sampai aku membuat orang lain terlalu lama
menunggu. Namun untuk yang satu ini aku tak akan pernah bosan, karena
aku akan terus bersabar untuk menuggu hingga jodohku datang.
Di usia yang sudah hampir memasuki seperempat abad rasanya semakin
sering saja pertanyaan itu datang menyapaku. Sebuah pertanyaan yang
awalnya biasa saja kemudian lama-lama membuat sebal juga hingga akhirnya
kini membuatku “kebal”. “Kapan nikah nih?" itulah
pertanyaan yang kini menganjal hati. Aku
yakin tak hanya aku yang sempat sebal dihantui pertanyaan itu tapi
menurutku sih pertanyaan itu wajar saja kok apalagi diusia-usia yang
memang sudah pantas untuk menikah
Ada yang bilang hidup lebih enak seperti air mengalir saja (ikuti saja kemana takdir membawa
kita) tapi aku kurang setuju dengan hal itu makanya aku selalu berusaha ya aku sebenarnya belum ingin menikah sebelum kakakku duluan tapi apakah aku harus menunggu mereka duluan. Menurutku
dengan menikah dini rasanya lebih enak saja, saat anak-anak mulai dewasa
kita belum terlalu tua. Meski akhirnya aku harus berlapang dada
menerima kenyataan di usiaku yang hampir seperempat abad belum ada tanda-tanda ke
arah sana. Dulu aku memang masih bisa tenang karena aku belum mau aja menikah tapi sekarang semua itu menghilang orang-orang juga belum
“heboh” mempertanyakan hal itu
walaupun aku anak ke tiga, aku sadar adalah hal yang wajar jika ortu
ingin sekali melihat anaknya segera menikah. Di usia yang sudah melewati
separuh abad, memang sudah saatnya bapak dan ibu menimang cucu dari seorang anak . Jika orang lain yang tanya aku
masih bisa cuek dan tidak terlalu dimasukan ke hati tapi akan berbeda jika
bapak dan ibu yang bertanya. Aku akan merasa bersalah karena belum
dapat mewujudkan keinginan mereka yang satu ini.
Bapak dan ibu tak pernah mendesak atau bertanya secara langsung namun aku bisa menangkap besarnya
keinginan itu dari sorot mata
keduanya saat melihat teman-temannya sudah mulai menimang cucu. (Maaf
Pak…Bu…aku masih berikhtiar…)
“kamu bisa saja cuek saat mendengar omongan tetangga tapi kamu tidak
boleh egois, kamu harus mempertimbangkan juga perasaan kedua orang
tuamu” (tanpa dinasehati akupun sudah tahu akan hal itu)
“Sudahlah jangan terlalu pilah-pilih” (apa salah jika ingin memilih yang terbaik? Itupun jika ada yang bisa kupilih
“Mau nunggu apalagi sih? sebenarnya c aku ingin mendapat pekerjaan dulu ya walpun itu tugas suami tapi klo suami lagi macam2 gimana c istri dan anaknya klak, apa ga pengen punya
pendamping? Inget umur lho!” (Ya nunggu ada yang nglamar dong… aku juga
masih normal ingin punya pendamping hidup)
Orang lain emang gampang aja bilang seperti itu, tapi apa mereka pernah
merasakan berada di posisiku? Beruntunglah kalian kawan yang bisa dengan
mudah bertemu dengan jodoh kalian, semoga kalian bisa menjaga
anugrah-Nya itu dengan sebaik-baiknya.
Sempat ada yang bilang juga “Ga apa-apa menikahnya nanti tapi yang
penting punya calonnya dulu, pacaran aja dulu buat saling mengenal…”
Eits tunggu dulu…Terima kasih untuk nasehatnya tapi pacaran??? bukankah tak ada istilah pacaran dalam Islam yg wlopun pernah aku alami hnya sbntar krena aku tkut dosa?
Aku memang hanya seorang perempuan biasa yang tak bisa dibandingkan
dengan mereka para muslimah yang telah benar-benar menjalankan Islam
secara kafah tapi apakah salah jika aku ingin mendapatkan jodoh dengah
cara yang baik, cara yang diridoi oleh-Nya? Cara tanpa harus dengan
jalan pacaran.
Tak mudah bagiku untuk meyakinkan teman-teman bahwa pacaran bukan
jalan satu-satunya untuk mendapatkan jodoh
ya semoga tahun ini aku bisa
bertemu jodohku, doakan ya …)
Kalau mau diambil pusing bisa stress , beruntung aku masih
punya iman dan keyakinan bahwa apapun yang terjadi itulah yang terbaik.
Aku yakin semakin bertambahnya waktu maka semakin dekat pula jodohku,
Allah tak mungkin membiarkan aku sendirian (masih ada keluarga dan
teman-temanku yang mengisi hari-hariku sembari menanti jodohku)
Biarlah Allah yang mengurus jodohku, Dia lebih tahu yang terbaik
buatku. Selama kita masih bisa berdoa maka tak ada alasan untuk putus
asa bukan? Bukankah waktu, tenaga dan pikiran kita akan sia-sia jika
hanya untuk memikirkan jodoh saja? Masih banyak hal lain yang tak kalah
penting yang juga butuh perhatian kita. Bisa jadi disanalah, disaat kita
melakukan hal-hal lain justru itulah jalan untuk bertemu jodoh kita,
sungguh kita tak akan pernah tahu skenario-Nya.
Menyemangati diri sendiri dan juga saudari-saudariku yang mungkin
saat ini juga sedang dalam “masa penantian” mari kita isi masa penantian
kita dengan hal-hal bermanfaat, bukan hanya dengan duduk termenung
menunggu kapan jodoh kita datang. Mari kita saling menguatkan agar
jangan sampai terperosok ke jalan yang salah, yakinlah bahwa kita tidak
sendirian. Tetaplah berbaik sangka pada takdir-Nya dan sambut jodoh kita
dengan taburan rahmat-Nya dan kelak kita akan disatukan dibawah naungan
ridho-Nya. Amin
Ya Allah…
Untuk dia jodohku, siapapun dia dan dimanapun dia berada saat ini
Jagalah dia untukku, mudahkanlah segala urusannya,
Mantapkan hatinya dan ringankanlah langkahnya untuk segera datang kehadapanku
Mengajakku menggenapkan separuh dien dan menyegerakan sunah rasul-Mu. Aamin…
http://www.safyrasiregar.com/doa-ku/ya-allah-jangan-biarkan-aku-seorang-diri-saat-menanti-cinta-sejati/
http://www.safyrasiregar.com/doa-ku/ya-allah-jangan-biarkan-aku-seorang-diri-saat-menanti-cinta-sejati/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar